Ada tradisi unik yang dilakukan masyarakat Kristiani di Palangka Raya setiap perayaan Paskah tiba.
Jika di daerah lain momen Paskah dimanfaatkan umat Kristiani untuk mengunjungi dan membersihkan makam keluarga atau kerabat, uniknya di Palangka Raya selain berkunjung dan membersihkan makam keluarga, pada malam menjelang Paskah (Sabtu malam) warga Palangka Raya akan beramai-ramai menghabiskan malam berkumpul di makam keluarga hingga pagi tiba.
Komplek pemakaman yang biasanya sepi dan terkesan angker berubah bak pasar malam. Ribuan warga tumpah ruah memadati pemakaman sejak sore hari. Tidak ketinggalan para pedagang pun ikut memanfaatkan momen ini untuk mengais rejeki menjajakan lilin, bunga serta makanan dan minuman.
Sejauh mata memandang nampak kerlip cahaya ribuan lilin berbagai ukuran yang dinyalakan di atas makam, sementara di kanan - kiri makam warga menggelar tikar, duduk bersenda gurau saling bertukar cerita. Sungguh suatu pemandangan yang unik, dan ini hanya ada di Palangka Raya.
Meskipun tradisi ini tidak ada kaitannya secara langsung dengan iman kepercayaan agama tertentu, karena aktifitas warga yang mayoritas beragama Kristiani ini bertepatan dengan perayaan Paskah maka pihak Gereja setempat memfasilitasi warga dengan melaksanakan pelayanan ibadah subuh di komplek pemakaman tersebut.
Tidak hanya pihak Gereja, pengurus Mesjid yang berada di komplek pemakaman Muslim Km 2,5 Palangka Raya, yang lokasinya bersebelahan dengan pemakaman Kristen juga ikut berpatisipasi menurunkan beberapa orang petugasnya membantu kelancaran arus lalu lintas warga yang mengunjungi makam sejak hari Jumat.
Ya, inilah Palangka Raya, kota dengan tingkat toleransi tertinggi se-Indonesia.
Itulah tradisi unik malam Paskah di Palangka Raya, tradisi yang telah berlangsung sejak puluhan tahun ini adalah bentuk kecintaan dan ekspresi atas kenangan yang mendalam kepada kerabat yang telah lebih dahulu dipanggil pulang oleh Sang Pencipta.
loading...
loading...
