2016/04/09

Kisah Para Pemburu Kepala Perang Dunia II

Sebuah bomber Amerika ditembak jatuh oleh tembakan meriam anti pesawat Jepang, dan ketika pesawat itu jatuh, kru pesawat yang selamat terjun ke alam liar. Dikejar oleh tentara Jepang, mereka dibawa dan dilindungi oleh anggota suku Dayak - yang disebut "Orang liar dari Borneo," yang terkenal karena kebiasaan mengerikan mereka berburu dan mengawetkan kepala musuh dengan cara diasapi.

Kisah Para Pemburu Kepala Perang Dunia II


Menjelang akhir Perang Dunia II, beberapa pesawat pembom Amerika ditembak jatuh di sekitar Kalimantan Utara, wilayah yang menjadi batas antara daerah jajahan Belanda dan Inggris. Tujuh orang penerbang selamat dari kecelakaan itu dan menghabiskan waktu enam bulan mencoba untuk bertahan hidup di belantara Kalimantan.

Situasi Kalimantan (Borneo) yang jauh berbeda dari tempat asal para penerbang ini menjadi tantangan tersendiri, penyakit Malaria, TB dan disentri ditambah kejutan-kejutan tak terduga dari beberapa binatang melata, merayap, penghisap yang tidak pernah mereka jumpai dimanpun selain di Kalimantan.

Berusaha meloloskan diri dari kejaran pasukan Jepang, para penerbang ini bersembunyi dan berusaha bertahan hidup dalam hutan, hingga suatu ketika mereka berjumpa dengan sekelompok pribumi dari suku Dayak Lun Dayeh yang kemudian membantu menyelamatkan mereka dari kejaran pasukan Jepang.

Orang-orang Dayak ini membawa para penerbang AS ke sebuah bukit, memberi makanan, pakaian dan obat-obatan herbal. Kebaikan orang-orang Lun Dayeh ini membekas dalam ingatan para penerbang AS, konon diceritakan saat salah seorang penerbang yang bernama Jim Knoch diserang penyakit malaria, seorang wanita Dayak merawatnya dan memberinya makanan yang terlebih dahulu dikunyah agar menjadi lembut sehingga dapat ditelan dengan mudah oleh Knoch.

Beberapa bulan kemudian, seorang Mayor Inggris bernama Tom Harrisson masuk ke hutan dalam rangka membentuk milisi lokal untuk menghadapi pasukan Jepang yang terdiri dari orang-orang Kelabit dari Serawak yang masih memiliki kekerabatan dekat dengan orang Lun Bawang (sebutan untuk orang Lun Dayeh di Serawak). Di dalam hutan inilah Harrisson akhirnya bertemu dengan para penerbang AS yang diselamatkan oleh warga Lun Dayeh. Mereka kemudian membangun landasan pacu dari bambu sebagai landasan bagi pesawat yang melakukan misi penyelamatan para penerbang AS.

Keputusan orang-orang Dayak Lun Dayeh untuk memberi perlindungan kepada para penerbang AS dan  terlibatnya orang-orang Kelabit dalam milisi Tom Harrisson ini akhirnya menghidupkan kembali tradisi kuno yang telah dilupakan suku Dayak yaitu KAYAU (memenggal kepala) saat harus berhadapan dengan pasukan Jepang.

Apa yang dilakukan Tom Harrisson - yang terkenal dengan Operasi SEMUT nya - terhadap musuh (mengayau/memenggal kepala) dianggap sebagai kejahatan perang, namun ia dielu-elukan sebagai pahlawan saat kembali ke negaranya.

loading...
loading...
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

No comments