2016/02/03

Konsep Ketuhanan dan Kepercayaan Suku Dayak Ngaju

Dalam kepercayaan leluhur suku Dayak Ngaju yang mayoritas tinggal di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, Ranying Hatalla Langit atau Ranying Mahatalla Langit adalah Tuhan penguasa alam semesta.

Konsep Ketuhanan dan Kepercayaan Suku Dayak Ngaju


Pada mulanya kisah tentang Ranying Hatalla Langit dituturkan turun temurun dari generasi ke generasi dalam "Tetek Tatum", yaitu cerita tentang penciptaan manusia pertama oleh Ranying Hatalla Langit. Konon sejak Tetek Tatum itu mulai dituturkan, sejak itulah "Kaharingan" sebagai agama leluhur suku Dayak bermula.

Menurut keyakinan suku Dayak Ngaju, Kaharingan telah ada sejak Ranying Hatalla Langit menciptakan alam semesta dan menurunkan manusia pertama.

Kisah tentang penciptaan manusia pertama dalam kepercayaan suku Dayak Ngaju dapat dibaca di : Asal Mula Suku Dayak Ot Danum Menurut Tetek Tatum.


Konsep Ketuhanan Dalam Suku Dayak Ngaju


Menurut keyakinan suku Dayak Ngaju, Tuhan Pencipta Alam Semesta bergelar "Ranying Pohatara Raja Tuntung Matanandau Kanaruhan Tambing Kabanteran Bulan", yang bertahta di suatu tempat yang bernama Balai Bulau Napatah Intan Balai Intan Napatah Bulau yang berada di suatu dataran tinggi yang disebut Bukit Bulau Kagantung Gandang Kereng Rabia Nunjang Hapalangka Langit, yang dikelilingi perairan yang disebut Tasik Malambung Bulau Laut Bapantang Hintan.

Menurut ajaran Kaharingan, diyakini bahwa manusia dalam kehidupannya mengemban tugas dan misi tertentu. Sedangkan misi utama Kaharingan adalah mengajak umat manusia menuju jalan yang benar dengan berbakti serta mengagungkan Ranying Hatalla dalam setiap sikap dan perbuatan.

Harapan "Eskatologis" dalam Kaharingan adalah kehidupan kekal di "Lewu Tatau" atau surga, yang terkandung dalam ungkapan "Buli Lewu Tatau Dia Rumpung Tulang, Rundung Raja Isen Kamalasu Uhat". Di sinilah upacara "Tiwah" punya peranan yang penting.

Agama Kaharingan tidak mengenal "neraka", namun bila umat manusia melakukan pelanggaran atau tidak mentaati peraturan yang ditetapkan oleh Ranying Hatalla, maka malapetaka akan ditimpakan kepada yang bersalah sebagai hukuman atas dosa yang diperbuat.


Kepercayaan Tentang Makhluk Yang Tidak Terlihat


Dalam Kaharingan diyakini adanya makhluk yang tidak terlihat oleh mata jasmani. Hal ini erat kaitannya dengan proses penciptaan dan perjalanan hidup manusia pertama di dunia sebagaimana dituturkan dalam Tetek Tatum.

Diceritakan bahwa Maharaja Sangen dan Maharaja Sangiang berserta keturunannya yang berhasil mencapai langit ketujuh tanpa harus mengalami kematian, menerima tugas dari Ranying Hatalla untuk mengawasi dan memberikan pertolongan kepada adiknya Maharaja Buno beserta keturunannya (umat manusia) yang harus menjalani penghukuman  di Pantai Danum Kalunen (dunia). Keturunan Raja Sangen dan Raja Sagiang inilah yang dipercaya sebagai "mereka" yang tidak terlihat secara jasmani.

Dalam menjalankan tugas-Nya, Ranying Hatalla dibantu oleh beberapa orang "pembantu" (malaikat dalam konsep agama samawi) yang diciptakan dari cahaya, jauh sebelum alam semesta dan manusia diciptakan. Para Pembantu Ranying Hatalla ini mempunyai peran dan tugas masing-masing, seperti menjamin kesejahteraan dan menjaga keselamatan manusia di bumi. Berikut adalah nama-nama Pembantu Ranying Hatalla Langit beserta tugas yang diemban :

  1. Putir Selung Tamanang dan Raja Angking Langit
    Dua orang Pembantu Ranying Hatalla ini adalah penguasa padi dan beras yang bertugas memelihara tanaman padi tumbuh agar dengan baik dan mengasilkan beras yang berkualitas.
  2. Nyaru Menteng, Nayu dan Pangantoha
    Ketiga orang Pembantu Ranying Hatalla ini adalah penguasa perang, angin, petir dan api. Bertugas menjaga keselamatan dan keamanan manusia di bumi.
  3. Janjalung Tatu Riwut dan Gambala Rajan Tanggara
    Dua orang pembantu Ranying Hatalla ini adalah Penguasa mata angin yang bertugas mengendalikan semua arah mata angin.
  4. Raja Tuntung Tahaseng
    Dengan wewenang dari Ranying Hatalla, Pembantu Ranying yang satu ini berkuasa atas usia atau nafas kehidupan manusia. Raja Tuntung Tahaseng bertugas menjembatani permohonan manusia yang meminta umur panjang kepada Ranying Hatalla.
  5. Tamanang Tarai Bulan
    Pembantu Ranying Hatalla ini bertugas merawat harta-harta duniawi, baik yang masih baru ataupun yang sudah lama.
  6. Raja Sapanipas
    Pembantu Ranying Hatalla ini bertugas mengamati, memelihara dan memperbaiki kehidupan manusia yang nasibnya kurang beruntung.
  7. Raja Mise Andau
    Pembantu Ranying Hatalla ini berkuasa atas waktu, tugasnya adalah mengendalikan, menghitung dan memperhatikan waktu siang dan malam dalam kehidupan manusia.
  8. Raja Tunggal Sangumang
    Pembantu Ranying Hatalla ini bertugas membawa rejeki, iman dan kesempurnaan hidup.
  9. Rawing Tempun Telun
    Pembantu Ranying Hatalla ini bertugas mengantar roh ke lewu tatau (surga).
  10. Mantir Mama Luhing Bungai, Salutan Raja Nalawang Bulau
    Pembantu Ranying Hatalla ini bertugas memberi hikmat dan kebijaksanaan bagi manusia.
  11. Raja Sambang Maut
    Pembantu Ranying Hatalla ini berkuasa atas maut.

Makna Penting Beras Bagi Suku Dayak Ngaju


Beras mempunyai makna khusus bagi suku Dayak Ngaju. Selain sebagai makanan pokok, beras juga memiliki peran penting sebagai media dalam hubungan antara umat manusia dan Ranying Hatalla, itulah sebabnya dalam setiap upacara adat selalu disediakan beras.

Dalam proses upacara adat, beras biasanya ditaburkan ke udara atau ke atas kepala manusia. Adapun maksud dari ditaburkannya beras tersebut adalah untuk memanggil "Putir Selong Tamanang" dan "Raja Angking Langit" sebagai penguasa atas padi dan beras. Selain berkuasa atas padi dan beras, keduanya selalu berada dekat Ranying Hatalla.


Sumber :
  • Tjilik Riwut. 2003. "Sistem Religi" dalam Dra. Nila Riwut (Ed.) Maneser Panatau Tatu Hiang. (hal. 477-490)
loading...
loading...
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

No comments